- FDR berusaha menumbuhkan ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah dengan cara melakukan pemogokan umum dan berbagai bentuk pengacauan.
- FDR menarik pasukan pro-FDR dari medan tempur untuk memperkuat wilayah yang telah dibina.
- FDR menjadikan Madiun sebagai basis pemerintahan dan Surakarta sebagai daerah kacau (untuk mengalihkan perhatian dan menghadang TNI).
- Di dalam parlemen, FDR mengusahakan terbentuknya Front Nasional yang mempersatukan berbagai kesatuan sosial-politik untuk menggulingkan Kabinet Hatta.
pemberontakan PKI Madiun |
Dalam rangka untuk menjatuhkan wibawa pemerintah, Muso dan Amir Syarifuddin berkeliling ke sejumlah kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mempropagandakan PKI beserta programnya. Sambil menjelek-jelekan pemerintah, PKI mempertajam persaingan antara pasukan TNI yang pro-PKI dan propemerintah. Adanya persaingan tersebut turut memicu terjadinya pemberontakan PKI Madiun (Madiun Affair).
Di Surakarta pada tanggal 11 September 1948 terjadi bentrokan antara pasukan propemerintah RI (dari Siliwangi) dan pasukan pro-PKI (divisi IV). Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah menunjuk Kolonel Gatot Subroto sebagai gubernur militer (meliputi daerah Surakarta, Pati, Semarang, dan Madiun). Akhirnya pada tanggal 17 September 1948 pasukan yang pro-PKI mundur dar Surakarta.
Ternyata kejadian di Surakarta tersebut hanya untuk mengalihkan perhatian. Pada waktu kekuatan TNI terjun ke Surakarta, Sumarsono dari Pesindo dan Letnal Kolonel Dahlan dari Brigade 29 yang pro-PKI melakukan perebutan kekuasaan di Madiun pada tanggal 18 Semptember 1948. Tindakan PKI tersebut disertai dengan penangkapan dan pembunuhan pejabat sipil, militer, dan pemuka masyarakat. Kemudian mereka mendirikan pemerintahan Soviet Republik Indonesia di Madiun.
Pada waktu kudeta berlangsung di Madiun, Muso dan Amir Syarifuddin sedang berada di Purwodadi. Kemudian mereka ke Madiun mendukung kudeta dan mengambil alih pimpinan. Secara resmi diproklamasikan berdirinya Soviet Republik Indonesia. Apa yang dilakukan oleh Muso dan Amir Syarifuddin tersebut memperjelas bahwa pemberontakan di Madiun didalangi oleh PKI.
Untuk mengatasi pemberontakan tersebut, pemerintah bersikap tegas. Presiden Soerkarno memberikan pilihan kepada rakyat ikut Muso dengan PKI-nya atau ikut Soekarno-Hatta. Tawaran Presiden tersebut disambut dengan sikap mendukung pemerintah RI. Selanjutnya pemerintah menginstruksikan kepada Kolonel Sadikin dari Divisi Siliwangi untuk merebut kota Madiun. Kota Madiun diserang oleh pasukan Siliwangi dan dari arah timur oleh pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Sungkono.
Dengan bantuan rakyat pada tanggal 30 September 1948 kota Madiun berhasil dikuasai TNI. Muso tertembak dalam pengejaran di Ponorogo dan Amir Syarifuddin tertangkap di Purwodadi. Kemudian dilakukan operasi pembersihan di daerah-daerah dan pada bulan Desember 1948 operasi dinyatakan selesai.
Sobat itulah artikel yang saya tulis tentang Pemberontakan PKI di Madiun, Sobat bisa melihat pemberontakan-pemberontak lainnya yang terjadi di Indonesia yang mengancam keutuhan negara disini. Bagi sobat yang mau mencopas artikel saya diharapkan untuk menyertakan link aktif pada postingan. Terimakasih.