Materi Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis

Halo sobat, kali ini saya akan membagikan materi agama kelas XII yaitu berpikir kritis dan bersikap demokratis. Adapun yang akan saya sampaikan di materi kali ini yaitu makna berpikir kritis, makna bersikap demokratis, dan juga ayat-ayat al-quran tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis.

Berpikir adalah fungsi akal. Dengan berpikir, manusia memanfaatkan akalnya untuk memahami hakikat segala sesuatu. Hakikat segala sesuatu adalah kebenaran, dan kebenaran yang sejati adalah Allah Swt. Dengan berpikir, manusia mengenal Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Maka, berpikir adalah awal perjalanan ibadah yang tanpa-Nya ibadah menjadi tak bernilai.

Jika berkaitan dengan ibadah suadah ada ketentuan yang terperinci dari Allah Swt. Adapun dalam kehidupan ini banyak sekali masalah yang kita hadapi selain ibadah. Salah satu cara menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan bermusyawarah.

Musyawarah adalah suatu kelaziman fitrah manusia dan termasuk tuntutan stabilitas suatu masyarakat. Musyawarah bukanlah tujuan pada asalnya, melainkan disyariatkan dalam agama islam untuk mewujudkan keadilan di antara manusia dan juga untuk memilih perkara yang paling baik bagi mereka sebagai perwujudan tujuan-tujuan syariat dan hukum-hukumnya.

Sebagai warga negara yang baik, dalam bermusyawarah kita harus mengedepankan kepentingan bersama, jangan hanya mengedepankan kepentingan pribadi. Berikan masukan dengan berpikir secara kritis dan menghormati perndapat orang lain.

1. Makna Berpikir Kritis

Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supraempiris (agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang drkritisi.
makna berpikir kritis
berpikir kritis
Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu didukung dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara damai. Masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat berujung konflik, untuk itu perlu ditekankan penyelesaian masalah dilakukan dengan damai bukan kekerasan.

2. Makna Bersikap Demokratis

Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Adapun secara terminologis, demokrasi adalah bentuk mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut.
makna bersikap demokratis
makna bersikap demokratis

Dengan demikian, makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan benegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam hal kebijakan negara karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Maka, negara yang menganut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari segi organisasi, demokarasi berarti pengorganisasiannegara yang dilakukan rakyat sendiri atau atas persetujuannrakyat karena kedaulatan berada di tangan rakyat.

Dalam agama islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orang islam hanya mengenal kebebasan (al-hurriyah) yang merupakan pilar utama demokrasi yang diwarisi semenjak zaman nabi Muhammad saw., termasuk didalamnya kebebasan memilih pemimpin, mengelola negara secara bersama-sama (syura), kebebasan mengkritisi penguasa, dan kebebasan berpendapat.
Baca juga : Materi Agama Kelas XII semester 1 kurtilas lengkap.
Basis empiriknya, demokrasi dan agama memiliki perbedaan yang mendasar. Demokrasi berasal dari pergumulan pemikiran filosofis manusia, sedangkan agama berasal dari wahyu. Meskipun keduanya dikatakan berbeda dalam basis empirik, dalam kaitan berbasis dialektis agama dapat memberikan dukungan positif terhadap demokrasi dan demokrasi sendiri dapat memberikan peluang bagi proses pendewasaan kehidupan bernegara.

Dukungan positif yang diberikan bukan berarti mutlak bahwa semua menurut demokrasi adalah benar. Islam juga mencerminkan demokrasi, tetapi islam tidak mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan besar kepada rakyat untuk menetapkan segala hal. Piagam Madinah yang dimunculkan oleh Nabi Muhammad saw. dan umat islam di Madinah merupakan konsep pertama di dalam dunia islam mengenai demokrasi.

Makna demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, kemudian melindungi semua kepentingan rakyat. Jadi, islam sebenarnya identik dengan demokrasi, tetapi demokrasi dalam islam memiliki perbedaan-perbedaan dengan demokrasi yang dicetuskan.

3. Ayat-ayat Alquran tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis

1. Surah Ali 'Imran Ayat 190-191

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ﴿ە۱۹﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱


Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191).

Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit dan bumi serta keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam silih bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh kita dan cara berpikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya yang ada pada dunia flora dan fauna merupakan tanda bukti yang menunjukan keesaan Allah Awt., kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaannya.

2. Surah Ali 'Imran Ayat 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظَّاغَلِظَ اْلقَلْبِ لاٰنْفَضُّوْا مِنْ حَوِلِكَۖ  فَعْفُ عَنْهُمْ وَآسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِيْ اْلأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِۚ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلمُتَوَكِّلِيْنَ

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, dan apabila kamu telah membulatkan tekad maka berdakwahlah kepada Allah swt, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali Imran: 159).

Surah Ali 'Imran ayat 159 membahas tentang tata cara melakukan musyawarah. Ayat ini diturunkan sebagai teguran terhadap sikap para sahabat Rasulullah Saw. yang telah menyepakati keputusan musyawarah dalam menerapkan strategi Perang Uhud, tetapi mereka melanggar kesepakatan tersebut. Oleh karena sikap melanggar dari keputusan musyawarah dalam Perang Uhud, kaum muslimin menjadi sulit mengalahkan musuh.

Program Kerja 7 Kabinet Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal

Halo sobat bertemu lagi dengan blog saya yang cakep ini, kali ini kita akan membahas program kerja dari 7 kabinet indonesia yang ada dan memerintah indonesia pada masa demokrasi liberal. 7 kabinet itu diantaranya yaitu : kabinet natsir, kabinet sukiman, kabinet wilopo, kabinet ali sastroamijoyo i, kabinet burhanuddin harahap, kabinet ali sastroamijoyo ii, dan kabinet djuanda.

Program Kerja 7 Kabinet Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal

1. Kabinet Natsir
Program kerja dari Kabinet Natsir antara lain sebagai berikut.
  1. Menggiatkan usaha keamanan dan ketenteraman.
  2. Konsolidasi dan menyempurnakan pemerintahan.
  3. Menyempurnakan organisasi angkatan perang.
  4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi kerakyatan.
  5. Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.
2. Kabinet Sukiman
Berikut Program Kerja Kabinet Sukiman antara lain sebagai berikut.
  1. Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketenteraman serta menyempurnakan organisai alat-alat kekuasaan negara.
  2. Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangkapendek untuk mempertinggi kehidupan sosial ekonomi rakyat dan mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam pembangunan.
  3. Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituante dan menyelenggarakan pemilu dalam waktu singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi daerah.
  4. Meyiapkan undang-undang (UU) pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama, penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh.
  5. Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
  6. Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia secepatnya.
3. Kabinet Wilopo
Program kerja Kabinet Wilopo antara lain sebagai berikut.
  1. Mempersiapkan pemilihan umum.
  2. Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.
  3. Menigkatkan keamanan dan kesejahteraan.
  4. Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran.
  5. Melaksanakan politik luar negeri bebas dan aktif.
4. Kabinet Ali Sastoamijoyo I
Kabinet Ali mempunyai program empat pasal sebagai berikut.
  1. Program dalam negeri, anatara lain meningkatkan kemanan dan kemakmuran, serta segera diselenggarakan pemilihan umum.
  2. Pembebasan Irian Barat secepatnya.
  3. Program luar negeri, antara lain pelaksanaan politik bebas aktif dan peninjauan kembali ke persetujuan KMB.
  4. Penyelesaian pertikaian politik.
5. Kabinet Burhanuddin Harahap
Berikut program kerja Kabinet Burhanddin Harahap.
  1. Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah, dalam hal ini kepercayaan Angkatan Darat dan Masyumi.
  2. Akan dilaksanakan pemilihan umum, desentralisasi, memecahkan masalah inflasi, dan pemberantasan korupsi.
  3. Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke Republik Indonesia.
6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II
Program pokok Kabinet Ali Sastroamijoyo II antara lain sebagai berikut.
  1. Pembatalan KMB.
  2. Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Reupblik Indonesia.
  3. Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan ekonomi, keuangan, industri, perhubunan, pendidikan, serta pertanian.
  4. Melaksanakan keputusan Konferensi Asia Afrika.
7. Kabinet Djuanda
Program-program Kabinet Karya (Kabinet Djuanda) sebagai berikut.
  1. Membentuk Dewan Nasional.
  2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia.
  3. Melanjutkan pembatalan KMB.
  4. Memperjuangkan Irian Barat kembali ke Republik Indonesia.

Pemilihan Umum Tahun 1955 : Latar Belakang, Pelaksanaan, dan Hasil Pemilihan Umum

Oke sobat, kali saya akan membahas materi sejarah kelas XII yaitu Pemilihan Umum Tahun 1955. Pemilihan umum tahun 1955 ini merupakan pemilihan umum pertama yang ada pada masa demokrasi liberal. Oke langsung saja mari kita simak materi berikut ini.
Pemilihan Umum Tahun 1955 : Latar Belakang, Pelaksanaan, dan Hasil Pemilihan Umum
partai-partai pemilihan umum 1955

A. Latar Belakang Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955

Pemilihan umum merupakan salah satu syarat agar sistem pemerintahan yang demokratis berfungsi, Persiapan mendasar pemilu dapat diselesaikan pada masa Pemerintahan Kabinet Ali Sastoamijoyo I. Kabinet Ali Sastroamijoyo I mempunyai agenda utama untuk mempersiapkan pelaksanaan pemilihan umum yang direncanakan berlangsung pada pertengahan tahun 1955.

Pada tanggal 31 Juli 1954 dibentuk Panitia Pemilihan Umum Pusat dengan ketuanya Hadikusumo (PNI). Pada tanggal 16 April 1955 Hadikusumo mengumumkan bahwa pemilihan umum untuk parlemen akan diadakan pada tanggal 29 September 1955. Pengumuman tersebut mendorong partai-partai untuk menigkatkan kampanyenya hingga sampai ke pelosok-pelosok desa. Masing-masing partai berusaha untuk mendapatkan suara terbanyak.

B. Pelaksanaan Pemilihan Umum 1955

Diadakannya pemilu diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik dan pemerintahan. Dengan pemerintahan yang kuat dan stabil diharapkan dapat melaksanakan program-program pembangunan. Pemilu direncanakan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante (dewan pembuat undang-undang dasar).

Setelah diumumkan pelaksanaan pemilu, maka fase kampanye dimulai dengan menyelenggarakan rapat-rapat raksasa. Beberapa partai yang akan mengikuti pemilu, yaitu PNI, Masyumi, PSII, PSI, NU, PKI, PIR, PI Perti, Parkindo, Partai Katolik, PRN, Murba, dan Partai Buruh. Bahkan dari kelompok tentara, yang diprakarsai oleh A.H. Nasution pada tahun 1954 membentuk suatu organisai atau partai yang memiliki golongan tentara di parlemen. Partai inilah yang dikenal dengan IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia).

Wilayah Indonesia dalam pelaksanaan pemilu dibagi menjadi 16 daerah pemilhan yang meliputi 208 kabupaten, 2.139 kecamatan, dan 43.429 desa dengan jumlah pemilih dalam pemilu pertama sekitar 39 juta orang. Penyelenggaraan pemilu pertama berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1953 dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1954.

Akhirnya pada tanggal 29 September 1955 pemilu dapat terlaksana dengan lancar, sekalipun semula ada ketegangan-ketegangan, namun berikutnya berlangsung dengan aman, tertib, dan disiplin. Kemudian pada tanggal 15 Desember1955 diselenggarakan pemilu untuk memilih anggota konstituante. Suasana pemilihan konstituante ini lebih tenang bila dibandingkan ketika pemilihan anggota DPR.

C. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1955

Pemilu yang berhasil dilaksanakan pada tahun 1955 tersebut memunculkan empat partai terkemuka yang meraih kursi terbanyak di DPR dan konstituante. Keempat partai terkemuka yang meraih kusri terbanyak di DPR dan konstituante adalah Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dominasi keempat partai tersebut tampak dari perimbangan kusri di DPR yang terdiri dari 272 kursi. Untuk kursi DPR Masyumi 60 kursi, PNI 58 kursi, NU 47 kursi, PKI 32 kursi, dan partai lain memperebutkan sisa 75 kursi, sedangkan perimbangan kursi konstituante 520 kursi. Masyumi 119 kursi, PNI 112 kursi, NU 91 kursi, PKI 80 kursi, dan partai lainnya memperebutkan sisa 118 kursi. Pelantikan anggota DPR hasil pemilu dilakukan pada tanggal 20 Maret 1956, sedangkan pada anggota Dewan Konstituante dilakukan pada tanggal 10 November 1956.

Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)

Setelah sebelumnya kita membahas kabinet ali, kabinet burhanuddin dan juga kabinet lainnya maka kali ini kita akan membahas kabinet terakhir yang ada pada masa demokrasi liberal yaitu Kabinet Djuanda. Kabinet Djuanda ini berlangsung sejak 9 April 1957 hingga 5 juli 1959. Oke mari langsung kita simak materi sejarah Kabinet Djuanda dibawah ini,

kabinet djuanda dan program kabinet djuanda
kabinet djuanda
Perdana menteri kabinet ini adalah Ir. Djuanda dengan tiga orang wakil, yaitu Mr. Hardi, Idham Chalid, dan dr. Leimena. Kabinet Djuanda menyusun program yang terdiri dari lima pasal yang diesbut Pancakarya. Oleh karena itu, Kabinet Djuanda disebut juga sebagai Kabinet Karya. Program-program Kabinet Karya sebagai berikut.

  1. Membentuk Dewan Nasional.
  2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia.
  3. Melanjutkan pembatalan KMB.
  4. Memperjuangkan Irian Barat kembali ke Republik Indonesia.
Dewan Nasional adalah badan baru untuk menampung dan menyalurkan kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat. Dewan Nasional ini pernah diusulkan oleh Presiden Soekarno ketika mengutarakan konsepsi presiden sebagai langkah awal dari terbentuknya demokrasi terpimpin. Pada masa Kabinet Djuanda ini muncul pergolakan-pergolakan di daerah-daerah yang menghambat hubungan antara pusat dan daerah.

Untuk meredakan pergolakan-pergolakan tersebut, diselenggarakan musyawarah nasional (munas) pada tanggal 14 September 1957 di Gedung Proklamasi Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Dalam munas tersebut dibahas masalah pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan perang, serta pembagian wilayah Republik Indonesia. Munas kemudian dilanjutkan dengan musyawarah nasional pembangunan (munap) pada bulan November 1957.

Pada tanggal 30 November 1957, terjadi peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno di depan Perguruan Cikini yang dikenal dengan Peristiwa Cikini. Setelah Peristiwa Cikini tersebut, keadaan negara semakin memburuk. Banyak daerah yang menentang kebijakan pemerintah pusat yang kemudian berkembang menjadi pemberontakan PRRI/Permesta. Kabinet Djuanda berakhir setelah Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959.

Kabinet Burhanuddin Harahap

Halo sobat, pada kesempatan ini materikelas.com akan memberikan materi sejarah kelas XII yaitu Kabinet Burhanuddin Harahap. Kabinet Burhanuddin Harahap ini merupakan salah satu kabinet yang berada pada masa Demokrasi Liberal. Kabinet Harahap ini berlangsung sejak 12 Agustus 1955 hingga 3 Maret 1956.

Kabinet Burhanuddin Harahap

Pada waktu Kabinet Ali I mau menyerahkan mandatnya kepada presiden, Presiden Soekarno sedang menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Oleh karena itu, pada tanggal 29 Juli 1955, Wakil Presiden Moh. Hatta mengumumkan tiga nama formatur yang bertugas membentuk kabinet baru. Tiga nama formatur tersebut adalah Sukiman (Masymu), Wilopo (PNI), dan Asaat (nonpartai).

Ketiga tokoh tersebut sepakat menunjuk Moh. Hatta sebagai perdanan menteri sekaligus menteri pertahanan. Namun, muncul kesulitan karena Moh. Hatta duduk sebagai wakil presiden. Akhirnya tiga formatur tersebut gagal membentuk susunan kabinet baru. Kemudian, Moh. Hatta menunjuk Mr. Burhanddin Harahap (Masyumi) untuk membentuk kabinet. Pada tanggal 12 Agustus terbentuk Kabinet Burhanuddin Harahap, dengan perdana menterinya Burhanuddin Harahap dari Masyumi.

Berikut program kerja Kabinet Burhanddin Harahap.
  1. Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah, dalam hal ini kepercayaan Angkatan Darat dan Masyumi.
  2. Akan dilaksanakan pemilihan umum, desentralisasi, memecahkan masalah inflasi, dan pemberantasan korupsi.
  3. Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke Republik Indonesia.

Hasil yang menonjol dari kabinet ini adalah penyelenggaraan pemilu untuk yang pertama di Indonesia, yang berlangsung pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante. Prestasi lainnya yaitu pembubaran Uni Indonesia-Belanda.

Dengan berakhirnya pemilihan umum, maka tugas Kabinet Burhanuddin dianggap telah selesai sehingga perlu dibentuk kabinet baru yang bertanggung jawab terhadap parlemen yang baru. Pada tanggal 3 Maret 1956 Kabinet Burhanuddin Harahap mengembalikan mandatnya kepada presiden. Kabinet ini merupakan kabinet peralihan dari DPR Sementara ke DPR hasil pemilihan umum.

KABINET ALI SASTROAMIJOYO I dan II

Pada kesempatan ini saya akan memberikan materi mengenai materi sejarah kelas XII yaitu Kabinet Ali Sastroamijoyo I (satu) dan Kabinet Ali Sastroamijoyo II (dua). Adapun yang akan kita bahas adalah mengenai program kerja dan penyebab jatuhnya kabinet tersebut. Baiklah langsung saja mari kita simak materi Kabinet Ali Sastroamijoyo I dan Kabinet Ali Sastroamijoyo II.

Kabinet Ali Sastroamijoyo I

KABINET ALI SASTROAMIJOYO I
Kabinet Ali Sastroamijoyo I dibentuk pada tanggal 31 Juli 1953, dengan Perdanan Menteri Ali Sastroamijoyo dari PNI dan wakilnya Wongsonegoro dari PIR (Partai Indonesia Raya). Kabinet Ali mempunyai program empat pasal sebagai berikut.
  1. Program dalam negeri, anatara lain meningkatkan kemanan dan kemakmuran, serta segera diselenggarakan pemilihan umum.
  2. Pembebasan Irian Barat secepatnya.
  3. Program luar negeri, antara lain pelaksanaan politik bebas aktif dan peninjauan kembali ke persetujuan KMB.
  4. Penyelesaian pertikaian politik.
Prestasi yang paling menonjol pada kabinet ini adalah berhasil diselenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955. Pada tanggal 24 Juli 1955 Ali Sastroamijoyo berhasil meneyerahkan mandatnya kepada presiden. Penyebab utamanya adalah masalah TNI-AD sebagai kelanjutan dari peristiwa 17 Oktober 1952.

Kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal Bambang Sugeng mengajukan permohonan berhenti dan disetujui oleh kabinet. Sebagai penggantinya, menteri pertahanan menunjuk Kolonel Bambang Utoyo, Panglima Tentara dan Teritorium II/Sriwijaya. Pengangkatan pimpinan baru tersebut ditolak para panglima Angkatan Darat karena proses pengangkatannya dianggap tidak menghiraukan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan TNI-AD.

Selain masalah TNI-AD tersebut, juga didukung dengan keadaan ekonomi yang semakin memburuk, adanya korupsi, dan inflasi mengakibatkan kepercayaan rakyat semakin merosot. Masalah lain yang menyebabkan keretakan dalam Kabinet Alisastroamijoyo I adalah NU memutuskan untuk menarik kembali menteri-menterinya yang kemudian diikuti oleh partai-partai lainnya.

Kabinet Ali Sastroamijoyo II

KABINET ALI SASTROAMIJOYO II
Kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo sebagai perdanan menteri. Kabinet ini merupakan koalisi dari PNI, Masyumi, dan NU. Kabinet ini merupakan kabinet pertama setelah pemilihan umum tahun 1955. Program pokok Kabinet Ali Sastroamijoyo II antara lain sebagai berikut.
  1. Pembatalan KMB.
  2. Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Reupblik Indonesia.
  3. Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan ekonomi, keuangan, industri, perhubunan, pendidikan, serta pertanian.
  4. Melaksanakan keputusan Konferensi Asia Afrika.
Pada tanggal 14 Maret 1957 Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya kepada presiden karena dalam tubuh kabinet terjadi perpecahan antara PNI dan Masyumi. Masyumi menghendaki agar Ali menyerahkan mandatnya kepada presiden sesuai dengan tuntutan daerah, sedangkan Ali Sastroamijoyo berpendapat bahwa kabinet tidak wajib mengembalikan mandatnya hanya karena tuntutan daerah. Pada bulan Januari 1957, Masyumi menarik semua menterinya dari kabinet dan hal tersebut menjadikan kedudukan Kaibnet Ali Sastroamijoyo II sangat lemah.

KABINET WILOPO : Program Kerja, dan Penyebab Jatuhnya Kabinet Wilopo

Oke sobat, pada kesempatan ini kita akan membahas materi sejarah Kabinet Wilopo. Kabinet Wilopo ini merupakan salah satu kabinet pada masa demokrasi liberal. Kabinet Wilopo ini berlangsung sejak 3 April 1952 hingga 2 Juni 1953. Kabinet Wilopo dipimpin oleh Mr. Wilopo sebagai perdana menteri. Kabinet ini merupakan zaken kabinet karena terdiri dari para pakar yang ahli di bidangnya.
KABINET WILOPO : Program Kerja, dan Penyebab Jatuhnya Kabinet Wilopo
Wilopo

Program Kerja Kabinet Wilopo

Program kerja Kabinet Wilopo antara lain sebagai berikut.
  1. Mempersiapkan pemilihan umum.
  2. Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.
  3. Menigkatkan keamanan dan kesejahteraan.
  4. Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran.
  5. Melaksanakan politik luar negeri bebas dan aktif.

Jatuhnya Kabinet Wilopo

Kesulitan yang dihadapi Kabinet Wilopo adalah adanya gerakan separatisme di sejumlah daerah, adanya peristiwa 17 Oktober 1952 mengenai gerakan sejumlah perwira Angkatan Darat yang menekan Presiden Soekarno agar membubarkan parlemen, dan peristiwa Tanjung Morawa di Sumatra Utara.

Peristiwa Tanjung Morawa terjadi karena pemerintah sesuai dengan persetujuan KMB mengizinkan pengusaha asing untuk kembali mengusahakan tanah-tanah perkebunan. Pada masa Kabinet Sukiman, Mr. Iskaq Cokroadisuryo (menteri dalam negeri) menyetujui dikembalikan tanah Deli Planters Vereenging (DPV) yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan pemiliknya. Namun, selama ditinggalkan oleh pemiliknya, tanah tersebut digarap oleh para petani.

Penyerahan kembali tanah tersebut dilaksanakan pada masa Kabinet Wilopo. Polisi pada tanggal 16 Maret 1953 mengusir para penggarap tanah yang tidak memiliki izin. Akibatnya terjadilah bentrokan senjata dan lima orang petani terbunuh. Peristiwa-peristiwa tersebut mendapatkan sorotan yang tajam dari pers maupun dari parlemen. Sidik Kertapati dari Serikat Tani Indonesia (Sakti) mengajukan mosi tidak percaya terhadap Kabinet Wilopo. Akhirnya pada tanggal 2 Juni 1953 Wilopo mengembalikan mandat kepada presiden.

KABINET SUKIMAN : Program Kerja, dan Penyebab Jatuhnya Kabinet Sukirman

Oke sobat pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai Kabinet Sukiman dan juga Program Kerja Kabinet Sukiman. Kabinet Sukiman berlangsung sejak tanggal 27 April 1951 hingga 3 April 1952). Kabinet ini merupakan salahsatu kabinet yang ada pada masa demokrasi liberal.

Presiden Soekarno menunjuk dua orang formatur baru, yaitu Sidik Joyosukarto (PNI) dan DR. Sukiman (Masyumi) untuk membentuk kabinet baru. Setelah melalui proses perundingan, maka pada tanggal 26 April 1951 diumumkan susunan kabinet baru di bawah pimpinan Sukiman Wiryosanjoyo (Masyumi) dan Suwiryo (PNI).
kabinet sukiman
kabinet sukiman

Program Kerja Kabinet Sukiman

Berikut akan saya jelaskan apa saja program kerja Kabinet Sukiman. Berikut Program Kerja Kabinet Sukiman antara lain sebagai berikut.

  1. Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketenteraman serta menyempurnakan organisai alat-alat kekuasaan negara.
  2. Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangkapendek untuk mempertinggi kehidupan sosial ekonomi rakyat dan mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam pembangunan.
  3. Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituante dan menyelenggarakan pemilu dalam waktu singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi daerah.
  4. Meyiapkan undang-undang (UU) pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama, penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh.
  5. Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
  6. Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia secepatnya.

Jatuhnya Kabinet Sukiman

Kabinet Sukiman juga tidak dapat bertahan lama. Masalah utama yang menjadi penyebab jatuhnya Kabinet Sukiman adalah pertukaran nota antara Menteri Luar Negeri Ahmad Subarjo dan Duta Besar Amerika Merle Cochran. Nota tersebut berisi tentang pemberian bantuan ekonomi dan militer dari pemerintah Amerika Serikat kepada pemerintah Indonesia berdasarkan Mutual Security Act (MSA) atau undang-undang kerja sama keamanan.
Kerja sama tersebut dinilai sangat merugikan politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia. Kabinet Sukiman dituduh telah memasukkan Indonesia ke dalam Blok Barat. Oleh karena itu, DPR menggugat kebijakan Kabinet Sukiman. Akhirnya Kabinet Sukiman Jatuh dan mengembalikkan mandatnya kepada presiden.

KABINET NATSIR : Program Kerja, dan Penyebab Jatuhnya Kabinet Natsir

Oke sobat, pada kesempatan ini kita membahas mengenai Kabinet Natsir. Kabinet Natsir ini adalah merupakan salah kabinet yang ada pada sistem politik Indonesia pada masa demokrasi liberal. Kabinet Natsir ini berlangsung sejak 6 September 1950 sampai 21 Maret 1951. Adapun yang akan kita bahas kali ini yaitu pengetahuan umum dan juga program kerja dari kabinet Natsir.

Kabinet pertama pada masa Demokrasi Liberal adalah Kabinet Natsir. Kabinet Natsir merupakan kabinet koalisi yang dipimpin oleh Masyumi. Perdana menteri kabinet ini adal Moh. Natsir. Kabinet Natsir mendapat dukungan dari tokoh-tokoh terkenal yang memiliki keahlian dan reputasi tinggi seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Mr. Asaat, Mr. Moh. Roem, Ir. Juanda, dan Dr. Sumitro Joyohadikusumo.
kabinet natsir
Kabinet Natsir

Program Keja Kabinet Natsir

Program kerja dari Kabinet Natsir antara lain sebagai berikut.
  1. Menggiatkan usaha keamanan dan ketenteraman.
  2. Konsolidasi dan menyempurnakan pemerintahan.
  3. Menyempurnakan organisasi angkatan perang.
  4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi kerakyatan.
  5. Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.
Baca juga : Sistem Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal dan Kabinet-kabinetnya

Penyebab Jatuhnya Kabinet Natsir

Pada masa Kabinet Natsir ini, untuk pertama kalinya dilangsungkan perundingan antara Indonesia dan Belanda menyangkut masalah Irian Barat pada tanggal 4 Desember 1950. Namun, perundingan ini menemui jalan buntu, Masalah inilah yang menyebabkan munculnya mosi tidak percaya dari parlemen terhadap Kabinet Natsir. Tekanan semakin besar ketika Hadikusumo (PNI) menyatakan mosi tidak percaya sekitar pencabutan PP No. 39/1950 tentang DPRS dan DPRDS yang diterima oleh parlemen sehingga Kabinet Natsir jatuh pada tanggal 21 Maret 1951,. Kemudian Natsir mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.w

Sistem Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal

Sejak tanggal 17 Agustus 1950 Republik Indonesia Serikat (RIS) secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan yang berbentuk Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia pada saat itu menggunakan UUDS 1950 sampai terbentuknya konstitusi yang tetap.
Dalam UUDS 1950 ditetapkan bahwa sistem demokrasi yang digunakan adalah demokrasi liberal, sedangkan sistem pemerintahannya adalah kabinet parlementer.

Sistem Politik Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal

Dalam kabinet perlementer, kekuasaan pemerintahan tertinggi dipegang oleh perdanan menteri, presiden hanya berkedudukan sebagai kepala negara. Adapun perdana menteri bersama dengan para menteri (kabinet) bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).

Baca juga : Pemilihan Umum Tahun 1955.

Sejak pengakuan kedaulatan (terutama sejak bubarnya RIS), berkembang sistem multipartai. Dalam kabinet parlementer, partai politik memerintah melalui perimbangan kekuasaan dalam parlemen. Berikut sisi positif dan negatif dari sistem multipartai.

a. Sisi positif dari sistem multipartai adalah sebagai berikut.

  1. Menempatkan kalangan sipil sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dan pemerintahan.
  2. Mencegah kekuasaan presiden yang terlalu besar karena wewenang pemerintah dipegang oleh partai yang berkuasa.
  3. Menghidupkan suasana demokratis di Indonesia karena setiap warga berhak berpartisipasi dalam politik, antara lain mengkritik pemerintah, menyampaikan pendapat, dan mendirikan partai politik.
b. Sisi negatif dari sistem multipartai adalah sebagai berikut.
  1. Ada kecenderungan terjadi persaingan yang tidak sehat di parlemen maupun kabinet.
  2. Sejumlah partai cenderung menyuarakan kepentingan kelompoknya sendiri, bukan kepentingan rakyat banyak.
Selama berlakunya UUDS 1950, pemerintah Republik Indonesia diwarnai dengan pergantian tujuh kabinet secara berturut-turut, yaitu sebagai berikut.


  1. Kabinet Natsir (6 September 1950 - 21 Maret 1951)
  2. Kabinet Sukiman (27 April 1951 - 3 April 1952)
  3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 2juni 1953)
  4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955)
  5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)
  6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956 - 14 Maret 1957)
  7. Kabinet Djuanda (9 April 1957 - 5 Juli 1959)
Keadaan politik Indonesia selama pelaksanaan demokrasi liberal sejak tanggal 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959 penuh dengan pertentangan antarpartai sehingga menimbulkan kekacauan di berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia.

Usia kabinet yang hanya sesat tidak mungkin melaksanakan program kerjanya secara tuntas. Pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara tidak dapat terlaksana karena para pemimpin partai yang menjadi menteri hanya memikirkan kepentingan partainya. Hal ini menunjukkan bahwa sistem demokrasi liberal tidak cocok bagi bangsa Indonesia sebab tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi, jiwa Pancasila, dan UUD 1945.

Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal

Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Liberal dan Demokrasi Terpimpin
kabinet natsir
Perhatikan gambar di atas! Apa yang anda ketahui dengan Kabinet Natsir? Mengapa Kabinet Natsir mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekaro? Kabonet Natsir adalah kabinet pertama pada masa Demokrasi Liberal. Kabinet Natsir mengembalikan madatnya kepada Presiden Soekarno karena adanya mosi tidak percaya dari parlemen terhadap Kabinet Natsir.

Tekanan semakin besar ketika Hadikusumo (PNI) menyatakan mosi tidak percaya sekitar pencabutan PP No. 39/1950 tentang DPRS dan DPRDS yang diterima oleh parlemen sehingga Kabinet Natsir jatuh pada tanggal 21 Maret 1951. Selama berlakunya UUDS 1950, pemerintah Republik Indonesia diwarnai dengan pergantian tujuh kabinet secara berturut-turut,

Tahukah anda, kapan berlangsungnya masa Demokrasi Liberal? Masa Demokrasi Liberal berlangsung antara tahun 1950-1959. Masa Demokrasi Liberal berakhir sejak diberlakukannya Dekret Presiden 5 Juli 1959. Bagaiman perkembangan kehidupan pada masa Demokrasi Liberal? Berikut akan kita pelajari bersama. Sobat tinggal pilih saja materi yang akan dipelajari dibawah,

1. Sistem Politik

  1. Kabinet Natsir (6September 1950-21 Maret 1951)
  2. Kabinet Sukiman (27 April 1951-3 April 1952)
  3. Kabinet Wilopo (3 April 1952-2juni 1953)
  4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953-12 Agustus 1955)
  5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956)
  6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956-14 Maret 1957)
  7. Kabinet Juanda (9 April 1957-5 Juli 1959)
2. Pemilihan Umum Tahun 1955
  1. Latar Belakang Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955
  2. Pelaksanaan Pemilihan Umum 1955
  3. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1955
3. Sistem Ekonomi
  1. Kondisi Ekonomi Indonesia pada Masa Liberal
  2. Usaha untuk Memperbaiki Perekonomian
    -Guntung Syafruddin
    -Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
    -Nasionalisasi De Javasche Bank
    -Sistem Ekonomi Ali-Baba
    -Persetujuan Finansial Ekonomi (Finek)
    -Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
    -Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap)

NIKAH : Pengertian, Hukum, Rukun, dan Syarat Nikah

Oke sobat, jarang banget nih saya update materi agama. Tapi kali ini saya akan menulis materi agama yaitu pernikahan. Adapun materi yang akan kita bahas mengenai penikahan adalah pengertian nikah, hukum nikah, rukun nikah, dan juga syarat nikah. Baiklah langsung saja mari kita simak materi berikut.
Pengertian, Hukum, Rukun, dan Syarat Nikah dalam islam

Pengertian Nikah

Nikah menurut bahasa berarti menghimpun atau mengumpulkan. Pengertian nikah menurut istilah adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sebagai suami istri dengan tujuan membina suatu rumah tangga yang bahagia berdasarkan tuntunan Allah Swt. 

Pengertian pernikahan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974 tentang Perkawinan, perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hukum Nikah

Hukum menikah dalam islam adalah sunah muakad, tetapi bisa berubah sesuai dengan kondisi dan niat seseorang. Jika seseorang menikah dengan diniatkan sebagai usaha untuk menjauhi dari perzinahan, hukumnya sunah. Akan tetapi, jika diniatkan untuk sesuatu yang buruk, hukumnya menjadi makruh, bahkan haram. 

Salah satu ayal alquran yang berisi perintah menikah yaitu sebagai berikut yang artinya : "Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir". (Q.S. Ar-Rum, 30:21)

Rukun Nikah

Rukun nikah merupakan hal-hal yang harus dipenuhi agar pernikahan menjadi sah. Rukun nikah dalam islam itu ada 5, yaitu sebagai berikut.
  1. Ada mempelai yang akan menikah.
  2. Ada wali yang menikahkan.
  3. Ada ijab dan kabul dari wali dan mempelai laki-laki.
  4. Ada dua saksi pernikahan tersebut.
  5. Kerelaan kedua belah pihak atau tanpa paksaan.

Syarat Nikah

Syarat syarat nikah yaitu sebagai berikut.
  1. Calon suami telah balig dan berakal.
  2. Calon istri yang halal dinikahi.
  3. Lafal ijab dan kabul harus bersifat selamanya.

    Ijab artinya mengemukakan atau menyatakan suatu perkataan. Kabul artinya menerima. Jadi, ijab kabul artinya seseorang menyatakan sesuatu kepada lawan bicaranya, kemudian lawan bicaranya menyatakan menerima.

    Dalam pernikahan, yang dimaksud dengan ijab kabul adalah seorang wali atau wakil dari mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak perempuannya/perempuan yang dibawah perwaliannya, untuk menikahkannya dengan lelaki yang mengambil perempuan tersebut sebagai istrinya. Lalu lelaki yang bersangkutan menyatakan menerima pernikahannya itu.

    Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa: Sahl bin Said berkata, seorang perempuan datang kepada Nabi saw. untuk menyerahkan dirinya, dia berkata, "Saya serahkan diriku kepadamu." Lalu ia berdiri lama sekali (untuk menanti). Kemudian seorang laki-laki berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah kawinkanlah saya dengannya jika engkau tidak berhajat kepadanya." Lalu Rasulullah saw. bersabda "Aku kawinkan engkau kepadanya dengan mahar yang ada padamu." (H.R. Bukhari dan Muslim).

    Hadis Sahl tersebut menerangkan bahwa Rasulullah saw. telah mengijabkan seorang perempuan kepada Sahl dengan mahar atau maskawinnya ayat alquran dan Sahl menerimanya.
  4. Dua orang saksi.

    Menurut jumhur ulama, akad nikah minimal dihadiri oleh dua orang saksi. Saksi dalam akad nikah harus memenuhi syarat-syarat berikut.
    -Cakap bertindak secara hukum (balig dan berakal).
    -Minimal dua orang.
    -Laki-laki.
    -Merdeka.
    -Orang yang adil.
    -Muslim.
    -Dapat melihat (menurut ulama mazhab Syafii).
  5. Adanya wali.

    Dari Abu Musa r.a., Nabi saw. bersabda, "Tidaklah salahsatu pernikahan tanpa wali." (H.R. Abu Dawud dan disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam sahih Sunan Abu Dawud no. 1.836). Wali yang mendapat prioritas pertama di antara sekalain wali-wali yang ada adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya (ayahnya ayah), kemudian saudara lelaki seayah seibu atau seayah, kemudian anak saudara lelaki. Sesudah itu barulah kerabat-kerabat terdekat yang lainnya atau hakim.

    Wali nikah harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat wali nikah tersebut adalah antara lain sebagai berikut.
    -Laki-laki.
    -Balig dan berakal sehat.
    -Beragama islam.
    -Merdeka.
    -Memiliki hak perwalian.
    -Tidak ada halangan untuk menjadi wali.
    -Adil

Biografi Pahlawan Pierre Andreas Tendean

Pada kesempatan ini saya akan memberikan bigrafi singkat dari tokoh pahlawan Indonesia yaitu Pierre Andreas Tendean. Pierre Andreas Tendean merupakan salah satu tokoh pahlawan yang berjuang mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948-1965. Mari langsung saja kita simak sekilas biografi Pierre Andreas Tendean.
Pierre Andreas Tendean
Pierre Andreas Tendean

Pierre Andreas Tendean

Pierre Tendean lahir pada tanggal 21 Februari 1939 di Jakarta. Ayahnya (dr. A.L. Tendean) adalah pimpinan Rumah Sakit Jiwa Tawang, Semarang. Pendidikan dasar menengah diselesaikan Tendean di Semarang. Ayahnya A.L. Tendean mengingiknkan Pierre Tendean mengikuti jejaknya masuk kedokteran, namun Pierre Tendean lebih tertarik dengan militer.

Baca juga : Biografi 10 tokoh yang berjuang dan mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948-1965.

Pierre Tendean masuk Akademi Teknik Angkatan Darat di Bandung, yang kemudian berganti nama menjadi Akademi Militer Jurusan Teknik (Akmil Jurtek). Pierre Tendean merupakan siswa yang berbakat, beliau diangkat sebagai Komandan Batalion Taruna di samping sebagai Ketua Senat Korps Taruna. Pada waktu masih taruna, Pierre Tendean pernah mendapat tugas lapangan dan dikirim memadamkan pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatra Barat dalam kesatuan Zeni Tempur.

Pada tahun 1962 Pierre Tendean menyelesaikan pendidikan militernya dan ditugaskan di Batalion Zeni Tempur 2 Kodam II Bukit Barisan. Satu tahun kemudian Pierre Tendean disekolahkan di sekolah intelijen Bogor. Pada tahun 1965 Pierre Tendean diangkat menjadi ajudan Menteri koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata (Menko Hankam/Kasab) Jenderal Nasution.

Menjelang tanggal 1 Oktober 1965, Pierre Tendean sedang tidak menjalani tugas namun waktu itu beliau berada di belakang rumah dinas A.H. Nasution. Mendengar suara rentetan senjata, Pierre Tendean mengambil senjatanya, namun beliau ditangkap oleh sebuah gerakan yang menamakan dirinya G30S/PKI. Berdasarkan SK Presiden No. 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965, pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Revolusi.

Biografi Pahlawan Yos Sudarso

Yos Sudarso - Oke sobat, pada kesempatan kali ini saya akan membagikan suatu materi sejarah yaitu biografi dari Yos Sudarso. Yos Sudarso adalah salahsatu tokoh pahlawan yang berjuang dan mempertahankan keutuhan negara dan bangsa indonesia pada masa 1948-1965. Oke langsung saja mari kita simak sekilah biografi dari pahlawan kita Yos Sudarso.
Yos Sudarso
Yos Sudarso

Yos Sudarso

Yos Sudarso lahir pada tanggal 24 November 1925 di Salatiga, Jawa Tengah. Setelah menamatkan pendidikan dasar, Yos Sudarso melanjutkan ke sekolah pendidikan Guru (kweekschool) Kolese Xaverius di Muntilan. Namun pendidikan tersebut belum sempat selesai ketika tentara Jepang menduduki Indonesia. Kemudian Yos Sudarso pindah ke Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang dan beliau mengikuti pendidikan opsir pada Giyu Usama Butai.

Baca juga : Biografi 10 tokoh yang berjuang dan mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948-1965.

Yos Sudarso pada masa kemerdekaan bergabung dengan BKR-Laut yang kemudian berubah menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Berbagai posisi yang ada di ALRI pernah dijabat, seperti Komandan Kapal Perang RI Gajah Mada dan KRI Rajawali, KRI Alu, dan KRI Pattimura. Yos Sudarso juga mengikuti berbagai operasi militer dalam rangka memadamkan pemberontakan di berbagai daerah.

Pada bulan Desember 1961 pemerintah mengumumkan Trikora (Tiga Komando Rakyat) dalam usaha membebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda. Sebagai deputi Operasi Yos Sudarso memikul tugas yang berat. Pada tanggal 15 Januari 1962 Yos Sudarso mengadakan patroli di daerah perbatasan yakni di Laut Aru dengan membawa tiga kapal jenis MTB, yaitu KRI Macan Tutul, KRI Harimau, dan KRI Macan Kumbang.

Keberadaan mereka di Laut Aru diketahui Belanda. Dua kapal Belanda menyergap ketiga KRI tersebut. Yos Sudarso yang berada di KRI Macan Tutul memerintahkan melakukan penyerangan sehingga dua KRI yang lain lolos dari sergapan musuh. KRI Macan Tutul tenggelam dan seluruh awak kapal gugur termasuk Yos Sudarso. Berdasarkan SK Presiden No.088/TK/1973 tanggal 6 November 1973 pemerintah menganugerahi Yos Sudarso gelar Pahlawan Nasional.

Laporan Percobaan Kimia Membuat Larutan Gula

Halo, bertemu lagi di materikelas.com, kali admin mau berbagi tugas buat anak kelas XII SMA nih. Tugasnya yaitu percobaan kimia membuat larutan gula. Tugas ini sebenarnya bukan hasil dari saya sendiri, tetapi melainkan dari kakak kelas saya terdahulu. Oke langsung saja mari kita simak hasil laporan percobaan membuat larutan gula.
larutan gula
larutan gula

Membuat Larutan Gula

A. Tujuan
Untuk mengetahui hasul membuat larutan gula.

B. Teori Dasar
Kemolalam/molalitas merupakan perbandingan antara jumlah zol zat terlarut dengan massa (kg) zat pelarut.
Rumus:
Kemolalal (m) = jumlah mol zat terlarut /massa (kg) zat pelarut atau m=massa/Mr x 1000/P.
Keterangan :
m = molalitas
Mr = massa molar zat terlarut (g/mol)
massa = massa zat terlarut (g)

C. Alat dan Bahan

  1. Neraca atau timbangan.
  2. Pipet tetes.
  3. Gelas kimia 2 buah.
  4. Pengaduk.
  5. Gula 32,4 gr.
D. Langkah Kerja
  1. Siapkan alat dan bahan.
  2. Simpan gelas kimia diatas timbangan dan setarakan timbangan sampai sejajar dengan angka nol, berat gelas kimi (99,59 gram).
  3. Timbanglah air kedalam gelas kimia sebanyak 125 gram (dalam timbangan menjadi 224,59 gram ditambahkan dengan berat gelas kimia).
  4. Lakukan langkah no.3 sehingga berat air menjadi 250 gram.
  5. Setelah itu untuk mengukur gula setarakan timbangan yang dengan kaca arloji sampai sejajar dengan nol (26,16 gram).
  6. Timbanglah gula sebanyak 32,4 gram (dalam timbangan menjadi 60,39 gram).
  7. Masukkan gula tersebut kedalam air yang berada dalam gelas kimia dan aduk hingga gula tersebut larut dalam air dan menjadi larutan.

E. Permasalahan

Tentukan kemolalan larutan gula, apabila 34,2 gram sukrosa (gula pasir) C12H22O11 dilarutkan dalam 250 ml air (Ar H=1, C=12, O=16), (Pair = 1,0 g ml-1).
Jawaban:
Dik : m = 34,2 gram | v=250 ml | Pair=1,0 g ml-1| Mr= 342
Dit :  m?
Jawab : m =  jumlah mol zat pelarut / jumlah (kg) zat pelarut
M C12H22O11 = gram/Mr =34,2/34,2 = 1
Pair = gram/v
gram = P.v = 1,0 . 250 = 250 gram = 0,25 kg
m = mol/kg = 0,1/0,25 = 0,4 m
F. Kesimpulan
Jadi jumlah larutan gula dengan molalitas 2 m, adalah hasil campuran dari 32,4 gram gula dan 250 ml air.

Biografi Pahlawan Sutoyo Siswomiharjo

Oke sobat, pada kali ini kita akan mebahas bigorafi salah satu pahlawan kita yaitu Sutoyo Siswomiharjo. Sutoyo Siswomiharjo ini merupakan salah satu tokoh pahlawan yang berjuang mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948-1965. Oke langsung saja mari kita simak sekilas mengenai biografi Sutoyo Siswomiharjo.
biografi sutoyo siswomiharjo
sutoyo siswomiharjo

Sutoyo Siswomiharjo

Sutoyo Siswomiharjo lahir pada tanggal 23 Agustus 1922 di Kebumen. Pendidikan yang ditempuh adalah HIS dan AMS. Pada masa Pendudukan Jepang, Sutoyo mendapatkan pendidikan pada Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta. Setelah selesai, Sutoyo diangkat sebagai pegawan negeri di kantor kabupaten di Purworejo sampai tahun 1944.

Selanjutnya Sutoyo Siswomiharjo terjun ke militer dan bergabung dengan TKR bagian kepolisian yang kemudian berkembang menjadi Corps Polisi Militer (CPM). Sutoyo pernah menjabat sebagai ajudan Komandan Divisi V Kolonel Gatot Subroto. Pada bulan juli 1948 Sutoyo diangkat menjadi Kepala Staf CPM Yogyakarta dan dua bulan berikutnya menjadi Komandan CPM Detasemen II Surakarta.

Baca juga : Tokoh yang berjuang mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948-1965.

Adapun jabatan terakhirnya adalah Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat dengan pangkat Brigadir Jenderal. Sutoyo termasuk salah satu orang yang menolak rencana PKI untuk membentuk angkatan kelima. Oleh pemerintah, Sutoyo Siswomiharjo dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 Oktober 1965 berdasarkan SK Presiden No. 111/KOTI/1965.

Carita Pantun : Rajah, Deskripsi, Narasi, Dialog, Monolog, jeung Rajah Panutup

Ayeuna sim kuring bade masihan materi basa sunda kelas XII nyaeta Carita Pantun. Upama nilik kana wangunna, carita pantun teh mangrupa wangun ugeran (puisi). Dijerona diwangun ku sababaraha bagian : aya bagian rajah, bagian deskripsi, bagian narasi, dialog jeung monolog, jeung rajah panutup/pamunah.

Baca oge : Materi Carita Pantun Sunda Lengkap.

Rajah Pantun

Bagian rajah teh biasana sok ditembangkeun ku juru pantun samemeh mangkat carita. Eusi rajah mangrupa sanduk-sanduk ka karuhun lantaran rek ngamimitian mantun. Sanduk-sanduk teh hartina menta idin, menta pangrakarsa jeung pangriksa ti nu ngageugeuh eta lembur sangkan saralamet. Menta kasalametan teh lain keur nu dipangmantunkeun bae tapi kaasup nu mantun jeung nu lalajo eta pantun.

Nilik eusina, rajah teh lain mangrupa bagian tina carita. Tapi sanajan kitu, mangrupa bagian penting dina pantun. Rajah mangrupa salah sahiji ciri utama anu ngabedakeun carita pantun jeung seni (sastra) sejenna. Nu matak mantes upama aya nu nyarita, lain carita pantun upama euweuh rajahan.

Rajah teh salilana aya dibagian awal carita pantun. Aya nu panjang, aya nu pondok deuih. Panjang-pondokna rajah jeung beda-bedana rajah henteu gumantung ka juru pantunna. Sanajan caritana beda, upama dilalakonkeun ku juru pantun anu sarua, bisa jadi rajahna oge heunteu beda.
carita pantun

Narasi Pantun

Bagian narasi atawa nyaritekeun, ditepikeun dina mangsa juru pantun nyambungkeun hiji kajadian kana kajadian saterusna. Beda jeung rajah katut kajadian deskripsi (papantunan), lebah bagian narasi mah henteu ditembangkeun. Tapi sanajan kitu angger bae dipirig ku kacapi najan ukur digalantangkeun bae oge.

Deskripsi Pantun

Bagian deskripsi nyaeta bagian anu ngagambarkeun tingkah paripolah tokoh carita dina hiji kajadian, saperti putri dangdan, lengser lumpat, satria perang, satria ngapung, hayam diadu jeung sajabana. Salian ti eta, bagian deskripsi te ngagambarkeun oge pangrasa hate saperti sedih, ngangres, ngenes, ambek, hareneg, jeung sajabana; sarta ngagambarkeun kaayaan.

Bagian deskripsi teh sok dihaleuangkeun ku juru pantun, nu matak sok disebut oge papantunan. Kaasup bagian nu pikareuseupeun, lantaran umumna juru pantun ngagunakeun gaya basa babandingan anu lucu tur karikatural pikeun ngagambarkeun kajadian atawa kaayaanana.

Dialog

Bagian dialog atawa paguneman nyaeta paguneman antara parapalakuna. Sakumaha umuna dina karya sastra lainna, dialog teh di antarana pikeun ngagambarkeun watek atawa karakter palaku, ngalancarkeun jalan carita, sarta nepikeun gagasan-gagasan.

Monolog

Monolog teh nyarita sorangan atawa nyarita dina jero hate. Contona monolog Lutung Kasarung dina pantun Lutung Kasarung,

Rajah Panutup

Pengertian rajah panutup teh hampir sarua jeung pengertian rajah dilihur. Ngan ari rajah panutup mah dihaleuangkeunana pas diakhir carita pantun.

Materi Carita Pantun Sunda Lengkap

Carita pantun atawa lalakon pantun nyaeta carita rekaan anu dilalakonkeun ku juru pantun dina pagelaran ruatan (ritual) anu disebut mantun. Mantun biasa dipirig ku kacapi sarta biasana dihaleuangkeun. Carita pantun biasanya dipagelarkeun sapeuting jeput nepi ka tutug teh dimimitian ti bada isa. Ukuran carita pantun umumna paranjang. Dumasar kana mediana, carita pantun gelar dina lisan, sarta ngandung hal-hal anu mere kesan pamohalan.
carita pantun sunda
carita pantun

Carita pantun teh kaasup sastra lisan. Turun tumurunna jeung sumebarna tatalepa ku cara lisan. Munasabah upama dina kamekaranana timbul sababaraha versi. Aya pantun Bogor, aya pantun Priangan, jeung pantun Baduy.

Upama nililk kana eusina, carita pantun teh umumna ngabogaan pola nu sarua, nyeta ngalalakonkeun Raja Pajajaran, anu keur ngalegaan nagara anyar, atawa neangan pijodoeun. Ari pola jalan carita pantun umumna teh kieu : Satria ngalalana, upamana bae lantaran neangan putri piprameswarieun. Sapanjang ngalalana, loba kajadian anu karandapan, saperti peperangan jeung musuh. Ahirna satria pajajaran teh unggul perangna, tuluy ngadahup ka putri, sarta ngadeg raja.

Nilik kana alur caritana, aya dua golongan, nyaeta galur leunjeuran jeung galur simpay. Galur leunjeuran nyaeta galur carita nu ngaleunjeur, lempeng. Kapanggihna tina nitenan ruruntuyan kajadian dina unggal episodeuna. Dina pungkasan carita, anu ngalalakon teh henteu kacatur mulang deui ka nagara asalna.

Lalakon pantun nu kaasup golongan galur simpay teh henteu rea. Contona : pantun ciung wanara, lutung kasarung, jeung mudinglaya di kusumah. Lalakon pantun anu leunjeuran caritana galur simpay teh, umurna leuwih kahot (batan anu caritana galur leunjeuran).

Upama nilik kana wangunna, carita pantun teh mangrupa wangun ugeran (puisi). Dijerona diwangun kusababaraha bagian : aya bagian rajah, bagian deskripsi, bagian narasi, dialog jeung monolog jeung rajah panutup/pamunah.

Baca oge : Carita pantun : Rajah, Deskripsi, Narasi, Dialog, Monolog, jeung Rajah Panutup.